Properti

Prospek Properti Cerah Tahun 2026 Didukung Bunga Rendah Investasi Saham

Prospek Properti Cerah Tahun 2026 Didukung Bunga Rendah Investasi Saham
Prospek Properti Cerah Tahun 2026 Didukung Bunga Rendah Investasi Saham

JAKARTA - Memasuki 2026, sektor properti diperkirakan kembali menarik perhatian pelaku pasar. 

Sejumlah sentimen positif dinilai akan menjadi pendorong utama, terutama peluang lanjutan penurunan suku bunga acuan yang berdampak langsung pada pembiayaan perumahan.

Pilarmas Investindo Sekuritas menilai momentum ini dapat menjadi angin segar setelah sektor properti melewati fase pemulihan yang relatif stabil sepanjang 2025. Meski pertumbuhannya belum agresif, arah pergerakan dinilai konsisten dan sehat.

Sepanjang 2025, sektor properti residensial menunjukkan tren pertumbuhan yang terjaga. Kenaikan Indeks Harga Properti Residensial nasional masih berlanjut, meski dengan laju yang lebih moderat dibanding periode ekspansi sebelumnya.

Kondisi tersebut mencerminkan pasar yang lebih matang. Pelaku industri tidak lagi mengandalkan lonjakan harga semata, melainkan mengutamakan keseimbangan antara permintaan dan daya beli masyarakat.

Tren Harga Properti Mencerminkan Daya Beli Selektif

Dalam riset Pilarmas yang dikutip Sabtu (27/12/2025), disebutkan bahwa kenaikan harga properti sepanjang 2025 terutama ditopang oleh segmen rumah kecil dan menengah. Sementara itu, pertumbuhan harga rumah besar tercatat lebih lambat.

“Kenaikan harga terutama didorong oleh segmen rumah kecil dan menengah, sementara rumah besar tumbuh lebih lambat,” tulis Pilarmas dalam riset tersebut.

Menurut Pilarmas, pola ini mencerminkan daya beli masyarakat yang mulai pulih, namun tetap selektif. Konsumen cenderung mempertimbangkan faktor harga, lokasi, dan kemudahan akses sebelum mengambil keputusan pembelian.

Pemulihan ekonomi yang berlangsung bertahap membuat masyarakat lebih berhati-hati. Mereka tidak serta-merta merespons kenaikan harga, tetapi menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kemampuan finansial.

Situasi ini dinilai positif bagi keberlanjutan pasar properti. Pertumbuhan yang tidak terlalu cepat membantu menjaga stabilitas dan mengurangi risiko pembentukan gelembung harga.

Dominasi Pembeli End User Jaga Kesehatan Pasar

Permintaan properti sepanjang 2025 didominasi oleh pembeli end user. Segmen ini terutama berasal dari konsumen yang membeli hunian pertama serta kelas menengah yang mencari rumah tinggal.

Aktivitas spekulatif masih terbilang terbatas. Hal ini sejalan dengan sikap kehati-hatian konsumen dan perbankan dalam menyalurkan kredit pembiayaan properti.

Kondisi tersebut membuat pasar properti bergerak lebih sehat. Meskipun pertumbuhan transaksi tidak melonjak signifikan, kualitas permintaan dinilai lebih kuat dan berkelanjutan.

Pilarmas menilai pendekatan konservatif ini membantu menciptakan fondasi pasar yang lebih stabil. Properti kembali berfungsi sebagai kebutuhan dasar, bukan semata instrumen spekulasi jangka pendek.

Dengan struktur permintaan seperti ini, risiko koreksi tajam di masa depan dapat ditekan. Pasar juga lebih siap menyambut peluang pertumbuhan pada tahun-tahun berikutnya.

Penurunan Bunga Dorong Permintaan Properti

Memasuki 2026, potensi penurunan lanjutan suku bunga KPR menjadi salah satu katalis utama sektor properti. Pilarmas menilai kondisi ini akan meningkatkan keterjangkauan pembiayaan bagi masyarakat.

“Pada 2026, penurunan bunga KPR akan meningkatkan keterjangkauan pembiayaan dan mendorong permintaan, khususnya di segmen rumah pertama dan menengah,” ujar Pilarmas.

Dengan cicilan yang lebih ringan, minat beli diperkirakan meningkat. Segmen hunian terjangkau diproyeksikan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan transaksi.

Situasi ini juga berpotensi mempercepat pemulihan pasar properti secara keseluruhan. Permintaan yang membaik diharapkan dapat meningkatkan penjualan pengembang secara bertahap.

Selain itu, kepercayaan konsumen terhadap sektor properti diprediksi ikut menguat. Properti kembali dipandang sebagai aset jangka panjang yang relatif aman.

Strategi Pengembang dan Dukungan Kebijakan

Pada 2026, pengembang diperkirakan lebih selektif dalam memilih proyek. Fokus diarahkan pada pengembangan hunian dengan kepastian serapan tinggi dan risiko yang lebih terukur.

Pilarmas menyebut proyek hunian terjangkau, kawasan terpadu, serta lokasi yang dekat dengan pusat aktivitas ekonomi atau transportasi massal akan menjadi prioritas utama.

“Strategi ini diharapkan menjaga arus kas dan menekan risiko oversupply,” tulis Pilarmas dalam risetnya.

Selain strategi internal pengembang, dukungan kebijakan pemerintah juga dinilai berperan penting. Keberlanjutan insentif PPN DTP serta program Proyek Strategis Nasional tiga juta rumah untuk rakyat diperkirakan memberi dorongan signifikan.

Kombinasi antara kebijakan moneter yang akomodatif dan stimulus fiskal diharapkan menciptakan iklim usaha yang kondusif. Hal ini membuka peluang bagi sektor properti untuk kembali bersinar.

Melihat prospek tersebut, Pilarmas Investindo Sekuritas merekomendasikan saham BSDE, SMRA, dan CTRA sebagai pilihan trading pada 2026. Rekomendasi ini didasarkan pada fundamental emiten serta potensi pertumbuhan sektor properti ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index