Yogyakarta Dibanjiri Wisatawan, Okupansi Hotel Capai Angka Tinggi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:35:08 WIB
Yogyakarta Dibanjiri Wisatawan, Okupansi Hotel Capai Angka Tinggi

JAKARTA - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai diserbu wisatawan menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). 

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, menyebut reservasi hotel untuk periode 20 Desember hingga 2 Januari berada di kisaran 30 hingga 40 persen.

Namun, data terkini menunjukkan okupansi hotel sudah mencapai 61 persen. “Di tanggal 21 Desember itu 60 persen, ini banyak yang offline datang langsung ke hotel (memesan),” kata Deddy, Senin, 22 Desember 2025  . Kondisi ini membuat pelaku usaha pariwisata optimistis target okupansi 80 persen dapat tercapai bahkan terlampaui.

Menurut Deddy, lonjakan wisatawan ini sebagian besar berasal dari masyarakat yang awalnya merencanakan perjalanan ke Bali, namun memilih berlibur ke Yogyakarta. Perpindahan tujuan ini memberi keuntungan tersendiri bagi sektor pariwisata di DIY.

Tantangan dan Kesempatan bagi Pelaku Wisata

Ramainya wisatawan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Pemerintah DIY dan pelaku usaha. Deddy menekankan pentingnya menjaga kualitas layanan tanpa memanfaatkan momentum untuk menaikkan tarif sembarangan.

“Jangan aji mumpung, seperti yang disampaikan pak gubernur ke anggota kami. Jangan manfaatkan momentum Nataru untuk aji mumpung ini tempat kita promosi,” ujarnya. Hal ini bertujuan menjaga citra Yogyakarta sebagai destinasi wisata yang aman dan ramah bagi wisatawan.

PHRI DIY menerapkan batas atas dan bawah tarif kamar selama libur Nataru. Batas atas ditetapkan maksimal 40 persen dari rate normal hotel, sedangkan batas bawah disesuaikan agar tetap menguntungkan namun tidak memberatkan wisatawan.

Perbandingan Kondisi Pariwisata dengan Bali

Ramainya wisatawan di Yogyakarta berbanding terbalik dengan kondisi di Bali. Gubernur Bali, I Wayan Koster, mencatat jumlah wisatawan mancanegara menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Biasanya kedatangan harian wisatawan asing mencapai 20 ribu orang, kini hanya berkisar antara 11 ribu hingga 16 ribu.

Selain itu, kekhawatiran banjir menjadi salah satu faktor pembatalan pemesanan vila. Anggota Bali Villa Rental and Management Association (BVRMA) melaporkan pembatalan mencapai 15 persen menjelang Nataru. Tingkat okupansi vila diperkirakan hanya 55 hingga 60 persen.

Deddy menilai kondisi ini memberi Yogyakarta peluang untuk menarik wisatawan domestik yang membatalkan rencana liburan ke Bali. Namun, antisipasi kemacetan dan kapasitas layanan publik tetap menjadi perhatian penting.

Strategi PHRI DIY Menyambut Libur Panjang

PHRI DIY mendorong pengelola hotel untuk tetap menjaga kualitas pelayanan dan memanfaatkan kesempatan promosi tanpa mengeksploitasi momentum. Hal ini penting untuk membangun reputasi jangka panjang sebagai destinasi wisata unggulan.

Selain itu, pengaturan tarif kamar yang transparan diharapkan mencegah lonjakan harga yang berlebihan. Dengan demikian, wisatawan merasa nyaman dan aman selama berlibur di Yogyakarta, sekaligus meningkatkan loyalitas terhadap destinasi ini.

Deddy optimistis, dengan strategi tersebut, target okupansi 80 persen di seluruh DIY bisa tercapai bahkan melampaui ekspektasi. Ramainya wisatawan menjadi indikator positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan sektor pariwisata di akhir tahun.

Peningkatan okupansi ini juga mendorong sektor pendukung pariwisata, seperti transportasi, restoran, dan pusat perbelanjaan, untuk beroperasi optimal. Kesiapan pengelola hotel menghadapi lonjakan wisatawan menjadi kunci agar libur Nataru berlangsung lancar dan menyenangkan bagi pengunjung.

Okupansi yang tinggi serta kedatangan wisatawan yang stabil menunjukkan bahwa Yogyakarta mampu menjadi alternatif wisata yang menarik saat beberapa destinasi lain mengalami penurunan kunjungan. Hal ini memperkuat posisi DIY sebagai kota tujuan wisata yang strategis di Indonesia.

Dengan antisipasi kemacetan, pengaturan tarif, dan pelayanan maksimal, Yogyakarta siap menghadapi lonjakan wisatawan. PHRI DIY menekankan kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat agar momen libur panjang membawa manfaat optimal bagi ekonomi lokal tanpa mengorbankan kenyamanan pengunjung.

Terkini